Wednesday, August 5, 2015

Benjolan Pada Payudara, Perlukah Diwaspadai?

Benjolan Pada Payudara, Perlukah Diwaspadai?
Aug 5th 2015, 15:00

DokterSehat.Com – menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban, KHOM., Professor of Internal Medicine, di Divisi Hematology Medical Oncology di Universitas Indonesia, di berbagai negara, termasuk di Indonesia, kecenderungan seorang wanita untuk mendapati benjolan pada payudaranya cukup sering. Dan gejalanya juga beragam, bisa tidak terasa apapun hingga rasa nyeri yang menusuk-nusuk. Jadi apa sebenarnya benjolan pada payudara?

Prof. Zubairi menjelaskan bahwa benjolan pada payudara bisa dibagi dua: kanker dan bukan kanker. Oleh karena itu, kenali perbedaan benjolan kanker dan nonkanker berikut ini.

Pada kasus nonkanker, benjolan di payudara merupakan pertanda kondisi berikut :

  • Kista, merupakan kantong berisi cairan dalam jaringan payudara, sehingga menimbulkan benjolan. Jika diraba, benjolan terasa lunak. Umumnya kista dialami oleh perempuan berusia di antara 35-50 tahun. Kista yang berukuran lebih dari 2.5 cm dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada payudara.
  • Perubahan fibrokistik, merupakan perubahan pada payudara karena ketidakstabilan hormone selama siklus menstruasi. Perubahan tersebut menimbulkan benjolan di payudara yang terasa nyeri.

    Selain itu, puting susu akan lebih sensitif. Kondisi ini bukanlah penyakit. Biasanya gejala terjadi ketika periode pramentruasi dan membaik ketika berlangsung atau berakhirnya menstruasi. Namun, segera periksakan ke dokter jika gejala tetap bertahan setelah selesai periode menstruasi.

  • Fibroadenoma, merupakan benjolan padat yang terjadi akibat kelebihan pembentukan kelenjar penghasil susu atau lobulus dan jaringan di sekitar payudara. Benjolan tidak terasa sakit, dan jika ditekan akan bergeser. Kondisi ini umumnya dialami wanita berusia 20-30 tahun. Penyebab fibroadenoma belum diketahui secara pasti, tetapi terkait dengan hormone kesuburan.
  • Infeksi bakteri seperti mastitis juga dapat menimbulkan benjolan yang terasa nyeri. Kondisi ini kerap dijumpai pada ibu menyusui. Infeksi terjadi ketika bakteri dari permukaan kulit Anda atau dari mulut bayi masuk ke saluran susu melalui puting. Penyebab lainnya yaitu tertutupnya saluran susu. Hal ini terjadi ketika Anda menyusui tetapi disudahi, padahal susu di payudara belum habis. Akibatnya susu kembali lagi ke saluran, sehingga memicu infeksi dan menimbulkan benjolan.

Mastitis membuat momen-momen menyusui jadi menyakitkan karena payudara terasa seperti terbakar. Gejala lain yang bisa muncul yaitu demam. Konsultasikan segera dengan dokter, biasanya dokter akan memberi antibiotik dan pereda nyeri. Tidak masalah bagi Anda dan bayi untuk terus melanjutkan pemberian air susu ibu (ASI).

Benjolan kanker

Benjolan pada payudara juga dapat merupakan pertanda kanker payudara. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam payudara mulai tumbuh secara tidak normal. Sel kanker berkembang lebih cepat dari sel normal, sehingga menimbulkan benjolan. Waspadai ketika benjolan di payudara seperti gejala berikut :

  • Benjolan terasa keras, berbeda dengan daerah di sekitarnya. Biasanya jarang ditemukan rasa sakit. Jika ditekan, benjolan tidak bergeser.
  • Payudara mengalami perubahan ukuran atau bentuk.
  • Puting susu tertarik ke bagian dalam.
  • Walaupun jarang, puting susu mengeluarkan cairan yang mengandung darah.
  • Pada jenis kanker yang jarang, muncul bintik-bintik merah di sekitar puting susu yang terlihat seperti eksim.
  • Pada beberapa area payudara, terdapat penebalan kulit.

Pemeriksaan medis yang diperlukan

Beberapa pemeriksaan berikut diperlukan untuk mengetahui apakah benjolan di payudara merupakan benjolan kanker atau nonkanker :

  • Ultrasonografi (USG) secara efektif dapat digunakan untuk memeriksa payudara yang padat, seperti pada perempuan muda.
  • Mamografi sendiri lebih unggul untuk pemeriksaan terhadap payudara yang kurang padat, biasanya pada perempuan yang telah melalui menopause.
  • Kombinasi USG dan mamografi dapat mendeteksi tumor yang lebih ganas.
  • MRI atau Pencitraan Resonansi Magnetik digunakan untuk pemeriksaan pada kasus yang lebih rumit, seperti kanker payudara yang berkaitan dengan mutasi gen, penderita menggunakan implan silikon gel pada payudara, atau kondisi rumit lainnya. Namun, biasanya pemeriksaan MRI saja tidak cukup dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
  • Biopsi merupakan pengambilan sampel pada lapisan tertentu dalam payudara untuk memastikan keberadaan sel abnormal.

Sebaiknya lakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin. Hal ini dapat meningkatkan sensitivitas Anda terhadap perubahan pada payudara. Ketika ada benjolan kecil sekalipun, Anda dapat mengetahuinya karena terbiasa memeriksa dan mengetahui bagaimana payudara Anda pada kondisi normal. Bila menemukan benjolan pada payudara, sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan apakah benjolan pada payudara merupakan kanker. Selain itu, wanita berusia di atas 50 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara rutin setiap tiga tahun sekali.


unsubscribe from this feed

No comments:

Post a Comment