Wednesday, May 13, 2015

Duduki Kursi Prioritas, Pria Ini Tak Pedulikan Ibu Hamil

Duduki Kursi Prioritas, Pria Ini Tak Pedulikan Ibu Hamil
May 14th 2015, 01:30



JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang pria penumpang KRL Commuterline tampak duduk santai dan sesekali tertidur pulas di kursi prioritas saat ada seorang ibu hamil berdiri bergelantungan di depannya. Situasi ini terjadi di dalam KRL rute Bogor-Jakarta Kota, Rabu (13/5/2015) pagi.

Ibu hamil yang berdiri itu tampak pasrah, dan tidak berusaha membangunkan pria tersebut. Ia tetap berdiri dengan memegang gantungan yang ada di depannya. Padahal, ia mengaku sedang hamil tujuh bulan.

“Sudah enggak apa-apa, saya berdiri aja. Entar malah saya yang dimarahi,” kata dia pelan kepada penumpang lain yang ada di sebelahnya.

Perempuan yang tampak mengenakan daster putih dengan motif bunga-bunga itu mengaku hendak turun di Stasiun Kalibata. Ia mengaku sudah berdiri sejak naik dari Stasiun Citayam.

“Berdiri dari pas naik di Citayam tadi. Enggak apa-apa berdiri, biar anak saya aja yang duduk,” ujar perempuan berusia sekitar 30 tahun, yang tampak membawa seorang anak balita itu.

Keadaan ini berlangsung sampai saat kereta tiba di Stasiun Pasar Minggu. Saat itu, ada seorang perempuan paruh baya yang baru masuk ke dalam kereta. Saat melihat situasi tersebut, ia langsung menegur penumpang pria tersebut. Ia meminta agar pria itu berdiri dan memberikan tempat duduknya.

Penumpang pria yang tampak mengenakan kemeja kerah warna hitam itu langsung berdiri dan memberikan tempat duduknya. “Bang, bangun, ini ada kakek-kakek sama ibu hamil berdiri,” ujar perempuan tersebut.

Kursi prioritas merupakan kursi khusus yang diperuntukkan bagi penumpang dari golongan tertentu, meliputi ibu hamil, ibu yang membawa anak, warga lansia, dan penyandang disabilitas. Pada layanan KRL Commuterline, kursi prioritas biasanya ditempatkan di pojok kereta.

Petugas informasi kerap rutin memperingatkan penumpang melalui pengeras suara agar memberikan kursi tersebut kepada kalangan yang memerlukannya. Namun, rendahnya kesadaran penumpang membuat peringatan tersebut seakan jadi tak berarti.

Sebagai perbandingan, di negara tetangga Singapura, kursi prioritas merupakan kursi yang “haram” diduduki oleh penumpang yang dalam kondisi normal. Kebanyakan warga tak akan menduduki kursi tersebut, meski dalam keadaan kosong. (Baca: Transportasi Massal, Singapura Punya Tiga Hal Sederhana Ini).


unsubscribe from this feed

No comments:

Post a Comment